Dalam bidang kedokteran keringat
berlebih disebut dengan hiperhidrosis. Hiperhidrosis adalah sekresi
(pengeluaran) keringat dalam jumlah yang lebih besar dari yang
dibutuhkan untuk mendinginkan tubuh. Biasanya kelebihan keringat
tersebut terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, dan ketiak.
Kecemasan, rasa malu serta gangguan aktivitas sehari-hari dapat
disebabkan oleh hiperhidrosis.
Situasi stres seperti ujian, wawancara
pekerjaan, atau peristiwa penting lainnya justru akan memperburuk
keadaan ini. Hiperhidrosis sendiri terbagi atas 3 yaitu :
• Hiperhidrosis fokal primer
Seseorang mengeluarkan keringat berlebih hanya diarea tubuh tertentu misalnya kepala, ketiak, wajah, telapak tangan dan telapak kaki.
• Hiperhidrosis fokal primer
Seseorang mengeluarkan keringat berlebih hanya diarea tubuh tertentu misalnya kepala, ketiak, wajah, telapak tangan dan telapak kaki.
• Hiperhidrosis Idiopatik Generalisasi
Seseorang memiliki kecendrungan mengeluarkan keringat berlebih diseluruh tubuhnya.
Seseorang memiliki kecendrungan mengeluarkan keringat berlebih diseluruh tubuhnya.
• Hiperhidrosis Sekunder Generalisasi
Seseorang mengeluarkan keringat berlebih akibat reaksi obat kimia seperti obat antihipertensi dan antidepresi atau penyakit tertentu seperti penyakit jantung, mudah emosi, berdebar-debar, menopause, diabetes melitus dan stroke.
Seseorang mengeluarkan keringat berlebih akibat reaksi obat kimia seperti obat antihipertensi dan antidepresi atau penyakit tertentu seperti penyakit jantung, mudah emosi, berdebar-debar, menopause, diabetes melitus dan stroke.
Keringat berlebih juga melibatkan area
yang luas ditubuh bisa ke seluruh tubuh. Kondisi keringat berlebih ini
bisa muncul kapan saja dan bahkan dapat muncul ketika tertidur lelap.
Hubungan Hiperhidrosis dan Penyakit Jantung
Hiperhidrosis biasanya tidak berkaitan
dengan penyakit jantung seperti yang sering dipikirkan banyak orang.
Telapak tangan atau kaki yang sering berkeringat belum tentu merupakan
tanda gangguan jantung.
Hiperhidrosis biasanya disebabkan
stimulasi emosi dan suhu. Jadi, keringat yang berlebihan hanya di kedua
telapak tangan dan di kedua telapak kaki, tanpa disertai keluhan
gejala-gejala gangguan jantung atau gejala sistematik jantung lainnya,
kemungkinan besar hiperhidrosis tersebut hanya disebabkan oleh rasa
cemas saja.
Maka sebelum menyimpulkan, kita dapat
mencari informasi atau konsultasikan ke dokter terlebih dahulu apakah
gejala keringat berlebih ini pertanda terkena penyakit jantung atau
tidak.
Cara Menanggulangi Hiperhidrosis
Perawatan yang biasanya direkomendasikan untuk kondisi hiperhidrosis, antara lain:
1. Obat antikolinergik
Seseorang mungkin diresepkan obat antikolinergik seperti Glycopyrrolate pada kasus hiperhidrosis secara umum. Biasanya, setelah menggunakan obat selama sekitar dua minggu, tanda dan gejala membaik.
Seseorang mungkin diresepkan obat antikolinergik seperti Glycopyrrolate pada kasus hiperhidrosis secara umum. Biasanya, setelah menggunakan obat selama sekitar dua minggu, tanda dan gejala membaik.
Namun, obat ini bisa memiliki berbagai
efek samping karena asetilkolin bekerja pada beberapa struktur dalam
tubuh, bukan hanya kelenjar keringat. Beberapa tanda dan gejala efek
samping dari obat antikolinergik, antara lain: penglihatan kabur,
sembelit, kehilangan selera makan, retensi urin, mulut kering, dan
pusing.
2. Antiperspiran
Untuk mencapai hasil terbaik, antiperspiran harus dipakai di malam hari untuk daerah yang paling rentan terhadap keringat. Orang harus mencuci obat di pagi hari untuk mencegah iritasi karena antiperspiran dapat menyebabkan kulit merah, bengkak dan gatal.
Untuk mencapai hasil terbaik, antiperspiran harus dipakai di malam hari untuk daerah yang paling rentan terhadap keringat. Orang harus mencuci obat di pagi hari untuk mencegah iritasi karena antiperspiran dapat menyebabkan kulit merah, bengkak dan gatal.
Antiperspirant selalu diutamakan untuk
menanggulangi keringat berlebih bagi beberapa orang diseputar dunia dan
terbukti sangat efektif. Bahan yang sangat efektif adalah Alluminium
Chlorida (20-25%) biasanya dipakai pada malam hari 2-3 kali/hari dalam
kadar alkohol 70-90%.
3. Botulinum toksin
Suntikan botulinum toksin efektif untuk mengobati hiperhidrosis dengan memblokir saraf yang memicu kelenjar keringat.
Suntikan botulinum toksin efektif untuk mengobati hiperhidrosis dengan memblokir saraf yang memicu kelenjar keringat.
4. Iontophoresis
Alat bertenaga baterai akan digunakan dalam prosedur ini saat tubuh pasien direndam di dalam air, kemudian diberikan arus listrik tingkat rendah untuk tangan, kaki, atau ketiak. Kelenjar keringat sementara dapat diblokir pada prosedur ini. Iontophoresis biasanya aman dan dapat dilakukan di rumah.
Alat bertenaga baterai akan digunakan dalam prosedur ini saat tubuh pasien direndam di dalam air, kemudian diberikan arus listrik tingkat rendah untuk tangan, kaki, atau ketiak. Kelenjar keringat sementara dapat diblokir pada prosedur ini. Iontophoresis biasanya aman dan dapat dilakukan di rumah.
5. Bedah
Operasi bisa menjadi pilihan dalam beberapa kasus langka. Melepaskan kelenjar keringat di ketiak dapat membantu dalam kasus keringat berlebihan yang hanya terjadi di daerah tersebut. Memotong saraf yang membawa pesan dari saraf simpatis ke kelenjar keringat adalah prosedur yang berbeda. Operasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan prosedur yang dikenal sebagai endoscopic thoracic sympathectomy.
Operasi bisa menjadi pilihan dalam beberapa kasus langka. Melepaskan kelenjar keringat di ketiak dapat membantu dalam kasus keringat berlebihan yang hanya terjadi di daerah tersebut. Memotong saraf yang membawa pesan dari saraf simpatis ke kelenjar keringat adalah prosedur yang berbeda. Operasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan prosedur yang dikenal sebagai endoscopic thoracic sympathectomy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar