Kalau anda memiliki gejala-gejala seperti di bawah ini :
- Nyeri terasa hebat dan seringkali resisten terhadap analgetika (nyeri pada betis dan nyeri tekan dengan penampakan sindrom kompartemen menunjukkan tanda-tanda nekrosis otot dan keadaan kritikal (kadangkala irreversibel)), awalnya tungkai tampak pucat (vena yang kosong), tetapi setelah 6-12 jam akan terjadi vasodilatasi yang disebabkan oleh hipoksia dari otot polos vaskular, Kapiler akan terisi kembali oleh darah terdeoksigenasi yang stagnan, yang memunculkan penampakan mottled (yang masih hilang bila ditekan),bila tindakan pemulihan aliran darah arteri tidak dikerjakan,kapiler akan ruptur dan akan menampakkan kulit yang kebiruan yang menunjukkan iskemia irreversibel .
Maka sebaiknya anda segera konsultasi ke tempat pelayanan medis, karena tanda-tanda diatas sangat khas untuk kejadian sumbatan arteri akut tanpa disertai kolateral .
TERAPI OBSTRUKSI ARTERI AKUT
Garis besar rencana perawatan dari sumbatan arteri akut mendadak sebagai berikut :
1. Diagnosis dini dan tindakan segera, agar tidak terjadi perubahan organik di bagian tubuh yang terlibat akibat iskemia. Bisa dilakukan arteriografi pada kasus yang masih diragukan kebenaran diagnosisnya.
2. Mengistirahatkan anggota badan yang terlibat, kemudian diberikan analgetika, apalagi pada penderita dengan kelainan jantung. Mengurangi spasme, pemberian vasodilator, serta kalau perlu melumpuhkan nervus simpatikus juga dipertimbangkan. Fasiotomi juga dipertimbangkan.
3. Memberikan aktikoagulan unuk mencegah meluasnya sumbatan pada arteri. Heparin diberikan dalam taraf akut, kemudian pelan-pelan diganti dengan salah satu derivat coumarin yang dapat diberikan per oral.
4. Bila pengobatan secara konservatif tidak efektif dalam memperbaiki sirkulasi dalam 6-12 jam sesudah terjadinya penyumbatan, tindakan bedah bisa dilakukan. Bekuan darah dikeluarkan melalui arteriotomi baik dari bagian proksimal, maupun bagian distal dengan memakai kateter dari Fogarty yang ada balon dari ujungnya. Tindakan ini dikatakan berhasil bila pasca bedah, terlihat atau teraba adanya denyut dari sebelah distal dari sumbatan tadi.
5. Fasiotomi dilakukan dengan insisi anterolateral dan posteromedial dari kompartemen fasial yang tertutup. Fasiotomi dikerjakan pada sindrom komparteman yang akut, tetapi dapat pula berupa pencegahan, misalnya pada pasca operasi trauma vaskuler dengan waktu iskemia lebih dari 6 jam.
Pada penderita usia lanjut dengan berbagai macam kendala, sudah cukup baik hasilnya jika keutuhan ekstremitas yang sakit dapat dipertahankan, berdasarkan derajat iskemia lokal yang terjadi.
Garis besar rencana perawatan dari sumbatan arteri akut mendadak sebagai berikut :
1. Diagnosis dini dan tindakan segera, agar tidak terjadi perubahan organik di bagian tubuh yang terlibat akibat iskemia. Bisa dilakukan arteriografi pada kasus yang masih diragukan kebenaran diagnosisnya.
2. Mengistirahatkan anggota badan yang terlibat, kemudian diberikan analgetika, apalagi pada penderita dengan kelainan jantung. Mengurangi spasme, pemberian vasodilator, serta kalau perlu melumpuhkan nervus simpatikus juga dipertimbangkan. Fasiotomi juga dipertimbangkan.
3. Memberikan aktikoagulan unuk mencegah meluasnya sumbatan pada arteri. Heparin diberikan dalam taraf akut, kemudian pelan-pelan diganti dengan salah satu derivat coumarin yang dapat diberikan per oral.
4. Bila pengobatan secara konservatif tidak efektif dalam memperbaiki sirkulasi dalam 6-12 jam sesudah terjadinya penyumbatan, tindakan bedah bisa dilakukan. Bekuan darah dikeluarkan melalui arteriotomi baik dari bagian proksimal, maupun bagian distal dengan memakai kateter dari Fogarty yang ada balon dari ujungnya. Tindakan ini dikatakan berhasil bila pasca bedah, terlihat atau teraba adanya denyut dari sebelah distal dari sumbatan tadi.
5. Fasiotomi dilakukan dengan insisi anterolateral dan posteromedial dari kompartemen fasial yang tertutup. Fasiotomi dikerjakan pada sindrom komparteman yang akut, tetapi dapat pula berupa pencegahan, misalnya pada pasca operasi trauma vaskuler dengan waktu iskemia lebih dari 6 jam.
Pada penderita usia lanjut dengan berbagai macam kendala, sudah cukup baik hasilnya jika keutuhan ekstremitas yang sakit dapat dipertahankan, berdasarkan derajat iskemia lokal yang terjadi.
Terapi trombolitik akan membuka lesi yang menyebabkan oklusi akut, sehingga mempersiapkan pasien untuk terapi revaskularisasi yang dfinitif. Bisa dipakai secara sistemik atau hanya pada satu ekstremitas saja bersamaan dengan pemberian heparin seperti pada penyakit koroner akut.
PROGNOSIS
Syaraf untuk ekstremitas adalah jaringan pertama yang akan terpengaruh oleh kurangnya oksigen, dan karena itu melengkapi indikator yang paling mudah dari tingkat iskemia. Dengan mencatat tingkat anestesi kulit dan tingkat kelumpuhan atau kelemahan otot, tingkat keparahan dari iskemia karena obstruksi arteri akut mungkin mudah diikuti. Hal ini terutama sekali berguna untuk menandai pada kulit dengan tingkat noda tingkatan anestesi kulit, karena sering kali prognosis dan karenanya pilihan pengobatan akan ditentukan oleh perubahan jam pada tingkat anestesi kutaneus.
Menurut Malan (1963), terdapat perubahan-perubahan pada sumbatan total sebagai berikut:
1. Jaringan saraf akan mulai berdegenerasi sesudah kira-kira 6 jam. Lewat 12 jam -24 jam, kelainan sudah irreversibel.
2. Lewat 6 jam, terjadi kerusakan sel-sel endotel. Sesudah 12 jam, tunika media akan membengkak dan sesudah 24 jam mulai berdegenerasi.
3. Jaringan otot lebih cepat mengalami degenerasi, yakni sesudah 12 jam, dan lewat dari 24 jam menjadi irreversibel.
4. Sesudah 10 jam akan terjadi perubahan pada kulit, antara 10-20 jam, lapisan basal akan terlepas. Nekrosis papil kulit terjadi antara 24-48 jam, dan dengan ini perubahan sudah irreversibel.
Jika sirkulasi bisa membaik kembali, maka tergantung dari lamanya iskemia ini , akan dapat terjadi perbaikan yang sempurna atau tidak. Kemungkinan hidup atau berfungsinya lagi anggota badan yang terlibat setelah perbaikan dari sumbatan arteri akut, adalah lebih dari 90%, dan hasil pengobatan secara nyata berhubungan dengan ada atau tidaknya iskemia yang lanjut. Indikasi operasi ditentukan oleh keadaan anggota badan yang terlibat dan bukan lamanya sumbatan. Kematian pada sumbatan arteri yang mendadak masih tetap tinggi, tetapi tidak berhubungan dengan tindakan bedah, biasanya disebabkan oleh kelainan kariovaskuler yang telah ada sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar